infopali.co.id Arsenal, bagai kereta ekspres yang melaju kencang, mengelontorkan dana fantastis senilai Rp5,4 triliun di bursa transfer musim panas ini. Bukan sekadar belanja pemain, melainkan sebuah deklarasi perang: penantian panjang 21 tahun tanpa gelar juara Liga Inggris harus diakhiri. Skuad "The Gunners" kini telah ditempa sedemikian rupa oleh Mikel Arteta, siap menantang dominasi Liverpool dan Manchester City.
Dari era Wenger yang legendaris hingga kepemimpinan Arteta, perjalanan Arsenal bagai roller coaster. Setelah periode "mengembara" pasca kepergian Arsene Wenger di 2018, Arteta, mantan kapten tanpa pengalaman melatih, muncul sebagai "kesatria" yang membawa secercah harapan lewat gelar FA Cup dan Community Shield. Namun, liga tetap menjadi medan pertempuran yang sulit.

Perlahan tapi pasti, bersama Edu, fondasi tim dibangun kembali. Perekrutan pemain seperti Ben White, Martin Ødegaard, dan Aaron Ramsdale menunjukkan visi jangka panjang. Bintang muda seperti Bukayo Saka dan Emile Smith Rowe pun bersinar, meski Arsenal hanya finis ke-5 di musim 2021/22.
Musim 2022/2023 menjadi titik balik. Kedatangan Gabriel Jesus dan Oleksandr Zinchenko dari Manchester City, disusul Leandro Trossard dan Jorginho, menginjeksikan energi baru. Arsenal nyaris juara, hanya tertinggal lima poin dari Manchester City. Kegagalan ini seperti sebuah pukulan telak, namun juga menjadi batu loncatan.
Musim berikutnya, Arsenal terus berinvestasi dengan mendatangkan Declan Rice, Kai Havertz, Jurrien Timber, dan David Raya. Konsistensi meningkat, tetapi mereka kembali kalah tipis dari City, hanya terpaut dua poin. Arsenal telah membuktikan diri sebagai penantang serius, namun trofi masih belum bergengsi di Emirates Stadium.
Musim 2024/25, optimisme kembali memuncak dengan kedatangan Riccardo Calafiori dan Mikel Merino. Sayangnya, cedera menghantam pemain kunci seperti Saka, Ødegaard, Jesus, dan Calafiori, menghancurkan mimpi juara. Arsenal kembali finis kedua, kali ini terpaut 10 poin dari Liverpool yang dibawah asuhan Arne Slot.
Musim panas ini, Arsenal berinvestasi dengan jumlah yang sangat fantastis. Hampir tanpa menjual pemain, mereka tetap menjadi klub dengan belanja tertinggi. Arteta, yang dulu dianggap kurang pengalaman, kini telah menjelma menjadi manajer dengan identitas yang jelas. Dukungan penuh dari Stan Kroenke membuat Arsenal menjadi klub dengan net spend lebih dari Rp20 triliun sejak 2021, mengalahkan bahkan Manchester City.
Kedatangan Andrea Berta sebagai direktur olahraga baru menambah kekuatan tim manajemen. Struktur klub lebih matang, visi lebih jelas, dan investasi lebih besar dari sebelumnya. Namun, semua ini datang dengan konsekuensi: tidak ada lagi alasan. Setelah tiga kali finis kedua dan uang triliunan rupiah dihabiskan, Arsenal wajib menjadi juara.
Pertanyaan besar kini menggantung: akankah investasi besar ini berbuah manis? Atau akan menjadi bukti bahwa uang tidak menjamin kesuksesan? Arteta telah membuat cetak biru, Kroenke telah mendanai, dan fans telah percaya. Pertanyaan yang tersisa hanya satu: jika bukan sekarang, kapan lagi?