Kane dan Ten Hag: Dua Nama di Balik Kegagalan Manchester United?

Kane dan Ten Hag: Dua Nama di Balik Kegagalan Manchester United?

infopali.co.id Siapa sangka, sebuah keputusan transfer bisa menjadi biang keladi kegagalan sebuah klub raksasa seperti Manchester United? Kisah ini bak drama panjang yang penuh intrik, di mana Harry Kane dan Erik ten Hag menjadi dua tokoh sentral yang tak terpisahkan dari cerita pilu Setan Merah.

Mimpi besar Manchester United untuk mendatangkan Harry Kane sejak 2017 layaknya sebuah romantisme yang tak pernah kesampaian. Kala itu, Ed Woodward menyebutnya sebagai "transfer impian". Upaya serius kembali muncul pada 2021 dan mencapai puncaknya di musim panas 2023, ketika Erik ten Hag menjadikan Kane sebagai target utama. Namun, harga Kane yang dipatok Tottenham Hotspur melebihi £100 juta (sekitar Rp2 triliun) dianggap terlalu tinggi oleh manajemen United. Daniel Levy, sang chairman Spurs, juga seolah memasang tembok kokoh, enggan melepas bintangnya ke rival sekota.

Kane dan Ten Hag: Dua Nama di Balik Kegagalan Manchester United?
Gambar Istimewa : gilabola.com

Alhasil, Kane terbang ke Jerman, bergabung dengan Bayern Munich dengan harga yang lebih masuk akal, £86 juta (sekitar Rp1,7 triliun). Manchester United pun memilih Rasmus Hojlund seharga £72 juta (sekitar Rp1,4 triliun), namun sang striker muda malah dipinjamkan ke Napoli dan gagal memenuhi harapan. Keputusan ini bagaikan menukar emas dengan batu bara.

Musim panas 2023 menjadi titik balik bagi Manchester United. Kegagalan mendapatkan Kane dinilai sebagai "kesalahan terbesar dalam 10 tahun terakhir" oleh legenda United, Rio Ferdinand. Ferdinand bahkan yakin, andai Kane dan Declan Rice bergabung, nasib United akan jauh berbeda. Kehadiran kedua pemain itu diyakini mampu mengubah atmosfer dan mentalitas tim.

Sementara itu, Manchester United malah memboyong Mason Mount seharga £55 juta (sekitar Rp1,1 triliun), yang justru sering dibekap cedera. Declan Rice, yang dibeli Arsenal seharga £105 juta (sekitar Rp2,1 triliun), langsung menjadi pilar penting di lini tengah The Gunners. Kontras sekali dengan Kane yang bersinar di Bayern Munich, mencetak 91 gol dalam 100 pertandingan, dan meraih gelar juara liga. Kisah Kane bagaikan sebuah dongeng sukses, sementara Manchester United masih terjebak dalam mimpi buruk transfernya. Apakah ini pertanda bahwa takdir Manchester United memang telah ditentukan oleh keputusan di bursa transfer musim panas 2023? Hanya waktu yang dapat menjawabnya.

Ikuti Kami di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *