infopali.co.id Manchester United harus menggigit jari. Mimpi mendatangkan Adam Wharton, gelandang muda berbakat Crystal Palace, harus ditunda hingga setelah Piala Dunia 2026. Ini ibarat menunggu buah durian matang sempurna, butuh kesabaran ekstra! Meskipun minat dari klub-klub besar Eropa, termasuk Real Madrid, sudah menggema bak simfoni, Crystal Palace teguh pada pendiriannya. Mereka hanya mau melepas Wharton dengan mahar fantastis, sekitar Rp 1,9 Triliun hingga Rp 2 Triliun!
Wharton, bintang muda yang bersinar sejak hengkang dari Blackburn Rovers, memang menjadi rebutan. Usianya baru 21 tahun, tapi permainannya sudah memikat banyak mata. Ia digadang-gadang sebagai calon bintang lini tengah Inggris, bahkan berpotensi berduet dengan Declan Rice di Piala Dunia nanti. Meskipun belum dipanggil timnas sejak Juni tahun lalu, kilau bakatnya sulit diabaikan.

Fabrizio Romano, jurnalis transfer kenamaan, menjelaskan bahwa Wharton sendiri tak ingin pindah musim panas lalu. Prioritasnya adalah membela Crystal Palace dan membantu timnya bersaing di papan tengah Premier League. Keputusan besar soal masa depannya baru akan diambil setelah Piala Dunia, menurut Romano. Klub-klub Premier League dan raksasa Eropa seperti Real Madrid terus memantau perkembangannya. Setelah Piala Dunia, namanya diprediksi akan menjadi salah satu yang terpanas di bursa transfer.
Di Old Trafford, Manchester United memang membutuhkan amunisi baru di lini tengah. Musim panas lalu, Ruben Amorim lebih fokus memperkuat lini depan dengan belanja besar-besaran. Namun, sektor tengah masih menjadi titik lemah yang terus dikritik. Casemiro dan Manuel Ugarte dianggap belum cukup untuk menjawab tantangan. United sempat melirik beberapa pemain lain, namun negosiasi alot membuat kesepakatan gagal. Wharton pun muncul sebagai alternatif jangka panjang yang sesuai visi Amorim: membangun tim dengan pemain muda berbakat.
Meskipun harus menunggu hingga 2026, Manchester United tak akan tinggal diam. Persaingan merebut Wharton diprediksi akan sengit. Dengan jadwal padat Premier League dan target kembali kompetitif di Eropa, Amorim harus pintar merancang strategi perekrutan. Tantangan besar menanti: memenuhi kebutuhan tim sambil bersaing dengan klub-klub top lainnya untuk mendapatkan tanda tangan sang bintang muda.