infopali.co.id Manchester United, sedang terpuruk di peringkat 16 klasemen sementara Premier League, mengalami musim yang bisa dibilang bak mimpi buruk. Namun, Jim Ratcliffe, petinggi klub, justru memasang target tinggi bak gunung Everest: menembus enam besar musim depan! Ambisi yang terdengar bak dongeng, mengingat sejarah Premier League hanya mencatat lima klub yang mampu melakukan lompatan sepuluh peringkat atau lebih dalam satu musim.
Target ini, bagai mendaki gunung tanpa tali pengaman, membutuhkan keajaiban. Leicester City, sang juara Premier League 2015/16, adalah contoh langka yang berhasil meloncat dari peringkat 14 ke puncak klasemen. Kisah mereka bak legenda, sulit ditiru, apalagi oleh klub sebesar Manchester United yang terbiasa bertengger di papan atas.
Ruben Amorim, pelatih Setan Merah, dihadapkan pada tantangan berat. Ia seperti mengemudikan kapal karam di tengah badai. Tujuh laga terakhir hanya menghasilkan dua imbang dan lima kekalahan. Bahkan Tottenham Hotspur masih mengintai untuk menyalip posisi mereka. Sejarah menunjukkan, lonjakan peringkat drastis seringkali diiringi pergantian pelatih. Everton, Aston Villa, Fulham, West Ham United, dan Nottingham Forest, semuanya merasakan sentuhan magis pelatih baru sebelum bangkit.
Namun, Amorim belum menunjukkan tanda-tanda sihir tersebut. Berbeda dengan Nuno Espirito Santo atau David O’Leary yang langsung memberikan dampak positif, Amorim masih mencari formula ampuh untuk membangkitkan raksasa yang tertidur.
Sejarah Manchester United sendiri pun tak banyak menolong. Lompatan peringkat terbesar mereka di era Premier League hanyalah tujuh ke empat. Terakhir kali mereka melakukan lompatan sepuluh peringkat terjadi pada tahun 1964 di bawah arahan Sir Matt Busby, sebuah era yang jauh berbeda dengan sepakbola modern.
Dengan sejarah yang tak berpihak, dan performa yang masih jauh dari harapan, target Jim Ratcliffe bak mimpi di siang bolong. Akankah Manchester United mampu menciptakan keajaiban? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
