infopali.co.id Kota Gondomar, Portugal, berubah menjadi panggung duka yang sunyi namun khidmat. Kepergian Diogo Jota dan adiknya, Andre Silva, akibat kecelakaan tragis bak petir di siang bolong, menyisakan luka mendalam di hati banyak orang. Rasa kehilangan itu begitu terasa, terutama di Jumat malam, saat acara penghormatan terakhir digelar di Capela da Ressurreicao. Di tengah kesedihan yang mendalam, Darwin Nunez dan Thiago Alcantara, dua bintang Liverpool, hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Jota, layaknya dua ksatria yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir kepada pahlawan mereka.
Bukan hanya Nunez dan Thiago, sejumlah petinggi Liverpool seperti Richard Hughes, Lee Nobes, Jonathan Power, Amit Pannu, Michael Edwards, dan Julian Ward pun turut hadir. Kehadiran mereka seakan menyiratkan betapa besarnya pengaruh Jota selama membela The Reds. Mereka datang bukan sekadar sebagai perwakilan klub, melainkan sebagai sahabat yang merasakan duka yang sama.

Para pemain Portugal seperti Fabinho, Bernardo Silva, Diogo Dalot, Joao Moutinho, Jose Fonte, dan Andre Silva turut hadir, membentuk lingkaran kesedihan yang menyatukan dunia sepak bola. Para pemain ini datang dengan hati yang berat, seperti pemain orkestra yang kehilangan konduktor terbaiknya.
Nunez, dengan mata berkaca-kaca, mengungkapkan kesedihannya yang mendalam. Ia menyebut Jota sebagai sosok yang selalu murah senyum dan rekan yang baik, baik di dalam maupun luar lapangan. "Tidak ada kata-kata yang cukup untuk menggambarkan rasa sakit ini," ujarnya, suaranya bergetar menahan air mata. Ia pun menyampaikan kekuatan kepada keluarga Jota, terutama sang istri dan ketiga anaknya.
Ungkapan duka pun membanjiri berbagai media sosial. Dari Inggris hingga Tiongkok, ucapan belasungkawa mengalir deras, menunjukkan betapa luasnya pengaruh Jota. William Harris menulis, "Kehilangan dua pria baik sekaligus… hidup ini sungguh kejam." Sementara Teyana Small dari Afrika Selatan berkata, "Dunia seakan mengenal Jota secara pribadi. Kepergiannya menciptakan duka terdalam yang pernah kami rasakan."
Jota, lebih dari sekadar pemain berbakat, adalah pribadi yang rendah hati dan inspiratif. Kehadirannya di lapangan tak hanya membawa kemenangan, tetapi juga semangat juang yang luar biasa. Kini, dunia sepak bola kehilangan bukan hanya seorang pemain, tetapi juga seorang teladan. Gondomar mungkin menyaksikan perpisahan, tetapi kenangan Jota akan selamanya terukir di hati para penggemar di seluruh dunia. Ia akan selalu dikenang sebagai bintang yang bersinar terang, meskipun kini telah pergi meninggalkan panggung.