infopali.co.id Barcelona kembali berjaya di La Liga! Namun, kemenangan kali ini bukan sekadar raihan trofi, melainkan sebuah metamorfosis tim yang menakjubkan di bawah kendali Hansi Flick. Jika musim lalu mereka seperti kapal pecah di tengah badai, musim ini Barcelona menjelma menjadi kapal perang yang mengarungi samudra La Liga dengan penuh percaya diri dan gaya menyerang yang memukau.
Kehadiran Flick bagaikan angin segar yang menerpa skuad Barcelona. Ia berhasil mengubah tim yang terseok-seok di bawah asuhan Xavi Hernandez menjadi mesin gol yang haus kemenangan. Tak hanya La Liga, Copa del Rey pun berhasil mereka kantongi, dan hampir saja mencapai final Liga Champions. Ini bukti nyata sentuhan emas sang pelatih.

Tiga nama bersinar terang dalam kesuksesan ini: Lamine Yamal, Raphinha, dan Pedri. Yamal, si bocah ajaib, bak meteor yang melintas di langit sepak bola, mencetak gol-gol krusial, termasuk gol penentu kemenangan 2-0 atas Espanyol yang memastikan gelar La Liga. Kepercayaan dirinya membumbung tinggi, bak elang yang siap menerkam mangsa.
Raphinha menjelma menjadi mesin gol yang haus dahaga, mencetak 34 gol di semua kompetisi, 18 di antaranya di La Liga. Dua golnya ke gawang Real Madrid menjadi kunci keberhasilan Barcelona menjinakkan sang rival abadi. Sementara itu, Lewandowski, sang ujung tombak, dengan 25 golnya melengkapi trio maut lini depan yang mengingatkan kita pada era Messi-Neymar-Suarez.
Di lini tengah, Pedri menjadi metronom yang mengatur irama permainan. Di usia 22 tahun, ia telah menjadi pemain inti yang tak tergantikan, bak maestro orkestra yang memimpin setiap alunan serangan Barcelona. Bersama Dani Olmo, Frenkie de Jong, Gavi, Fermin Lopez, dan Marc Casado, lini tengah Barcelona begitu kokoh dan dominan.
Taktik pressing tinggi ala Flick juga menjadi kunci keberhasilan. Empat bek—Alejandro Balde, Inigo Martinez, Pau Cubarsi, dan Jules Kounde—bermain dengan sangat kompak, seperti tembok yang tak tertembus. Wojciech Szczesny, yang kembali dari masa pensiun, juga berperan penting dalam menjaga gawang Barcelona.
Dengan banyaknya pemain muda berbakat seperti Yamal, Pedri, Gavi, Cubarsi, Balde, Casado, Ansu Fati, dan Pablo Torre, masa depan Barcelona tampak cerah. Mereka bak bibit unggul yang siap memanen kesuksesan di masa mendatang. Hanya Lewandowski dan Martinez yang berusia di atas 32 tahun di skuad inti, sebuah bukti regenerasi yang sukses. Barcelona bukan hanya juara La Liga, tetapi juga juara dalam membangun masa depan.