infopali.co.id Drama transfer panas mewarnai Allianz Arena! Keputusan Florian Wirtz yang memilih Liverpool, bukan Bayern Munich, menimbulkan gelombang ketegangan internal di raksasa Bundesliga tersebut. Situasi makin memanas setelah komentar pedas Joshua Kimmich, kapten Die Roten, mengenai kebijakan transfer klub menuai reaksi keras dari Direktur Olahraga Max Eberl. Persaingan perebutan gelar Bundesliga musim depan tampaknya akan diwarnai bukan hanya pertarungan di lapangan, tetapi juga pertarungan di balik layar.
Bintang muda Bayer Leverkusen, Wirtz (22 tahun), akhirnya resmi berlabuh di Anfield dengan mahar fantastis £116 juta (sekitar Rp 2,4 triliun), termasuk bonus. Bayern, yang sempat optimistis mendapatkan tanda tangan Wirtz—bahkan sampai mengatur pertemuan rahasia dengan pelatih baru Vincent Kompany dan petinggi klub lainnya—harus gigit jari. Setelah pertemuan dengan pelatih Liverpool, Arne Slot, dan petinggi The Reds pada pertengahan Mei, Wirtz memilih menolak pinangan Bayern pada 23 Mei. Tawaran menggiurkan dari Manchester City dan Real Madrid pun tak mampu menggoyahkan keputusan Wirtz untuk bergabung dengan sang juara Premier League.

Kegagalan mendapatkan Wirtz, ditambah kepergian Leroy Sane ke Turki dan mendekatnya masa pensiun Thomas Muller, membuat Kimmich angkat bicara. Kapten Bayern itu mengungkapkan kekhawatirannya: "Tentu saja, ada perasaan bahwa kami seharusnya melakukan sesuatu. Flo tidak datang, Leroy pergi, Thomas juga akan pergi," ujarnya. Komentar Kimmich yang seperti ‘batu loncatan’ ini tak disambut baik oleh Eberl. Setelah kemenangan telak Bayern atas Auckland City (10-0) di Piala Dunia Antarklub—meski lawan mereka berada di peringkat 5074 dunia versi Opta—Eberl memberikan respons tajam: "Jo [Kimmich] ada di lapangan, dan saya yang mengurus urusan di luar lapangan," sindirnya.
Pernyataan Eberl ini menjadi indikasi jelas adanya ‘perang dingin’ antara pemain senior dan manajemen Bayern. Meskipun Bayern masih menunjukkan dominasi di lapangan hijau, kegagalan mendapatkan Wirtz dan ‘gemuruh’ internal ini menjadi tantangan besar bagi Kompany di musim perdananya sebagai pelatih Bayern. Apakah ‘badai’ ini akan mereda, atau justru akan semakin membesar dan mengguncang Allianz Arena? Kita tunggu saja kelanjutannya.