infopali.co.id Manchester United, setelah membelanjakan dana fantastis lebih dari Rp 4,4 Triliun di bursa transfer musim panas, kini menghadapi dilema yang pelik. Empat bintang mereka, bak kapal yang kehilangan jangkar, terancam meninggalkan Old Trafford tanpa biaya transfer pada tahun depan. Situasi ini memaksa manajemen Setan Merah untuk berpikir keras dan mengambil keputusan yang tepat, seperti berjalan di atas tali yang sangat tipis.
Harry Maguire dan Casemiro, dua pilar penting, menjadi sorotan utama. Maguire, yang didatangkan dari Leicester City dengan harga selangit Rp 1,8 Triliun pada 2019, kontraknya akan segera berakhir. Meskipun ia menyatakan keinginan untuk memperpanjang masa baktinya di Old Trafford, masa depannya masih menjadi tanda tanya besar. Ia seperti pemain catur yang tengah menunggu langkah selanjutnya dari lawan.

Nasib Casemiro, gelandang andalan yang diboyong dari Real Madrid seharga Rp 1,3 Triliun pada 2022, juga tak kalah mengkhawatirkan. Kontraknya berakhir tahun depan, meski ada opsi perpanjangan hingga 2027. Perjalanan Casemiro di Old Trafford memang penuh lika-liku, sempat diragukan pelatihnya, namun kini performanya tak terbantahkan. Namun, beban gaji kedua pemain ini, sekitar Rp 12,5 Miliar per pekan, menjadi pertimbangan serius bagi manajemen.
Tak hanya Maguire dan Casemiro, dua pemain lainnya juga menghadapi ketidakpastian. Tyrell Malacia, bek kiri yang kariernya terhambat cedera, dan Tom Heaton, kiper senior yang perannya mulai tergeser dengan hadirnya kiper-kiper muda. Keduanya seperti pemain cadangan yang harus berjuang keras untuk mendapatkan tempat utama. Malacia seperti motor yang mogok di tengah jalan, sementara Heaton bagai pelatih senior yang siap berbagi ilmu.
Manajemen Manchester United kini berada di persimpangan jalan. Mereka harus memutuskan apakah akan mempertahankan pemain-pemain berharga ini dengan menawarkan kontrak baru, atau membiarkan mereka pergi secara gratis. Keputusan ini akan sangat berpengaruh terhadap kekuatan tim di musim-musim mendatang. Ini adalah ujian sesungguhnya bagi manajemen, sebuah laga final yang menentukan masa depan klub.