infopali.co.id Gianluigi Donnarumma, sang maestro di bawah mistar gawang, menjadi pahlawan Paris Saint-Germain (PSG) setelah membawa timnya ke final Liga Champions! Kemenangan dramatis 2-1 atas Arsenal di Parc des Princes, Rabu malam, tak lepas dari aksi-aksi penyelamatannya yang bak sihir di atas lapangan. Penampilannya bagai puisi indah nan memukau, sebuah simfoni penyelamatan kelas dunia yang membuat lini depan Arsenal frustasi setengah mati.
Dari menit awal, Donnarumma sudah unjuk gigi. Hanya dalam empat menit, ia sudah melakukan dua penyelamatan super yang membuat penonton terkesima. Tendangan Gabriel Martinelli yang mengancam dari jarak dekat berhasil dipatahkannya dengan refleks luar biasa. Tiga menit berselang, tendangan sudut Declan Rice juga tak mampu menembus pertahanannya. Ia bagaikan tembok kokoh yang tak tertembus.
Puncaknya, penyelamatan ajaib datang saat tembakan terukur Martin Odegaard mengarah ke sudut bawah gawang. Meski terlambat melihat bola, Donnarumma dengan sigap menepisnya. Aksi ini bagai adegan film laga yang menegangkan, di mana sang protagonis muncul di saat-saat krusial.
Meski sempat cedera dan mendapat perawatan, Donnarumma menunjukkan mental baja. Ia kembali ke lapangan dan melanjutkan perannya sebagai benteng terakhir PSG. Meskipun kebobolan satu gol dari Bukayo Saka, penampilannya tetap tak tergantikan. Ia bukan hanya penjaga gawang, tapi juga seorang arsitek permainan dari belakang, mengatur tempo dan distribusi bola dengan presisi.
Kini, Donnarumma siap menghadapi final Liga Champions pertamanya bersama PSG melawan Inter Milan di Munich. Sebuah pencapaian luar biasa bagi kiper berusia 26 tahun ini yang sebelumnya berkali-kali gagal mencapai puncak bersama AC Milan dan PSG. Perjalanan panjangnya menuju final ini bak sebuah kisah inspiratif yang penuh perjuangan dan ketekunan. Apakah ia akan kembali menjadi pahlawan di final? Kita tunggu saja!
