infopali.co.id Transfer Alexander Isak ke Liverpool senilai Rp 2,77 triliun memang menggemparkan, namun ternyata beraroma kontroversi. Layaknya bom waktu, aksi striker Swedia ini meledak dan meninggalkan luka dalam di hati pendukung Newcastle. Bukan transfer indah, melainkan perpisahan pahit.
Kepindahan Isak diwarnai aksi mogok latihan dan absen di tiga laga awal Premier League. Strategi "bakar jembatan" ini berhasil membawanya ke Anfield, namun harga yang harus dibayar terlalu mahal. Newcastle pun bergerak cepat mengganti kehilangan Isak dengan mendatangkan Yoane Wissa dari Brentford dan Nick Woltemade dari Stuttgart.

Legenda Newcastle, Nobby Solano, menumpahkan kekecewaannya dengan tajam. "Ini bukan cara seorang profesional berperilaku," ujarnya dalam wawancara dengan media lokal. Solano menilai Isak telah melewatkan kesempatan emas untuk menjadi legenda di St. James’ Park, bahkan mungkin melampaui rekor gol Alan Shearer. "Dia telah menodai warisan yang bisa dibangunnya," tegas Solano. Sikap Isak dianggap sebagai penghianatan terhadap kesetiaan pendukung Newcastle. Nomor punggung 9 yang ikonik terbuang sia-sia.
Senada dengan Solano, Alan Shearer juga mengeluarkan kritikan tajam. "Tidak ada yang benar dari memaksa transfer dengan cara seperti ini," kata Shearer. Menurutnya, aksi Isak merusak citra sepak bola dan klub itu sendiri. Bayangan kontroversi ini kini menyelimuti prestasi 23 gol Isak di Premier League musim lalu. Layaknya medali yang tercoreng, prestasinya kini tercemar oleh cara kepergiannya yang tidak terhormat. Transfer fantastis ini berakhir dengan rasa kecewa yang mendalam.