infopali.co.id Jurgen Klopp, pelatih kawakan yang namanya sudah seperti legenda di dunia sepak bola, pernah mengakui sebuah kesalahan besar yang nyaris mengubah sejarah Liverpool. Kesalahan itu? Melewatkan kesempatan merekrut Sadio Mane di masa lalu. Kisah ini bagai sebuah drama yang penuh penyesalan, di mana sang pelatih hampir kehilangan bintangnya karena sebuah penilaian yang keliru.
Pada 2014, saat masih menangani Borussia Dortmund, Klopp sudah melirik Mane yang kala itu bersinar di RB Salzburg. Bayangan Mane dengan topi baseball miring dan rambut pirang yang mencolok – menurut Klopp mirip rapper – ternyata sempat membuatnya ragu. Klopp merasa ada yang kurang pas secara personal, seolah ada ‘chemistry’ yang tak terbangun. Keputusan untuk tak merekrutnya kala itu disebutnya sebagai "kesalahan fatal" yang hampir menghancurkan karirnya sendiri. Ia bahkan sampai berkata ingin meninju dirinya sendiri! Bayangkan, sebuah peluang emas yang lolos begitu saja, bagai bola yang terlepas dari genggaman.

Namun, takdir berkata lain. Beberapa waktu kemudian, Klopp menyadari betapa besar kesalahannya. Ketika kesempatan kedua datang pada 2016, Klopp tak ragu lagi. Ia langsung mengamankan transfer Mane ke Liverpool, sebuah keputusan yang disebutnya sebagai "langkah krusial" dalam karier kepelatihannya di Anfield. Keputusan itu seperti sebuah tendangan penalti yang tepat sasaran, membawa Liverpool menuju puncak kejayaan.
Mane sendiri pernah hampir bergabung dengan Manchester United. Namun, sebuah panggilan telepon dari Klopp mengubah segalanya. Klopp menjelaskan kesalahannya di masa lalu, dan Mane pun memaafkannya. Pertemuan itu bagai pertemuan dua bintang yang tak terelakkan, menciptakan sinergi yang luar biasa di Anfield.
Bersama Liverpool, Mane menjelma menjadi mesin gol. 120 gol dalam enam musim, dan enam trofi bergengsi menjadi bukti nyata kehebatannya. Kisah ini menunjukkan bahwa kesempatan kedua itu nyata, dan terkadang, kesalahan di masa lalu bisa menjadi pelajaran berharga untuk masa depan. Meskipun kini Mane telah berlabuh di Al Nassr, kontribusinya di Liverpool akan selalu dikenang sebagai sebuah legenda.