infopali.co.id Jelang final Piala AFF U-23 2025, aroma pertarungan sengit antara Indonesia dan Vietnam sudah tercium. Media Vietnam, khususnya Soha, menggembar-gemborkan dominasi mereka atas Garuda Muda, bahkan menyebut Indonesia bak terjerat "kutukan kekalahan" saat berhadapan dengan tim The Golden Star Warriors. Apakah prediksi tersebut akan menjadi kenyataan?
Dominasi Vietnam di level U-23 dan U-22 memang tak bisa dipandang sebelah mata. Sejak 2015, dari tujuh pertemuan, Indonesia belum pernah sekalipun mencicipi manisnya kemenangan. Satu-satunya hasil positif hanyalah imbang, sisanya? Kekalahan telak yang menyayat hati. Kemenangan Vietnam 5-0 di SEA Games 2015, kemenangan tipis 1-0 di Kualifikasi Piala Asia U-23 2019, hingga dua kekalahan di SEA Games 2019 (1-3 dan 3-0) dan kemenangan adu penalti di final Piala AFF U-23 2023, menjadi bukti nyata dominasi tersebut. Seakan-akan, Vietnam telah menari-nari di atas kuburan mimpi Garuda Muda.

Soha bahkan tak segan-segan mengungkit kembali trauma final SEA Games 2019, di mana Indonesia dibantai 0-3. Kekalahan tersebut bukan hanya karena skornya yang memalukan, tetapi juga karena cedera yang menimpa Evan Dimas akibat benturan dengan Doan Van Hau. Insiden ini seakan menjadi simbol kekuasaan Vietnam atas Indonesia. Luka lama tersebut masih terasa perih hingga kini.
Keunggulan Indonesia kali ini hanya terletak pada status tuan rumah. Namun, Soha menganggap itu tak cukup untuk menandingi dominasi Vietnam yang seolah tak terbendung. Mereka bahkan berani melabeli Indonesia dengan sebutan "terkutuk" saat melawan Vietnam. Bayangan kekalahan yang menghantui, menurut Soha, akan menjadi beban berat bagi Garuda Muda.
Vietnam sendiri mengincar sejarah dengan meraih gelar Piala AFF U-23 tiga kali berturut-turut. Ambisi tersebut semakin menambah tekanan bagi Indonesia. Pertandingan final di Stadion Gelora Bung Karno, 29 Juli 2025, bukan hanya sekedar laga sepak bola, tetapi juga pertarungan untuk mematahkan "kutukan" dan membuktikan bahwa Garuda Muda bisa terbang tinggi. Akankah Indonesia mampu memecahkan rekor kekalahan ini dan menulis ulang sejarah? Kita tunggu saja.