infopali.co.id Liverpool baru saja menorehkan sejarah baru dengan memboyong Florian Wirtz dari Bayer Leverkusen seharga £116,5 juta, transfer termahal dalam sejarah sepak bola Inggris! Kedatangan Wirtz, si pemain berusia 22 tahun yang bak meteor jatuh di Anfield, diharapkan menjadi penambah daya gedor The Reds di bawah arahan pelatih baru, Arne Slot. Gelandang serang bertalenta ini dikenal dengan teknik ciamik dan visi bermainnya yang tajam, layaknya seniman yang menggoreskan mahakarya di atas lapangan hijau.
Namun, siapa sangka, idola Wirtz di masa kecil bukanlah Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi, melainkan Marko Marin—mantan pemain Chelsea yang sayangnya tak mampu bersinar terang di Premier League. Kisah ini terungkap saat FC Koln terkejut mengetahui Wirtz kecil menyatakan Marin sebagai pemain favoritnya, bahkan menyimpan jersey sang "Messi dari Jerman" tersebut. Ironisnya, Wirtz diharapkan mampu mencapai kesuksesan yang tak diraih Marin di Inggris.

Perjalanan Wirtz menuju puncak sepak bola profesional selayaknya sebuah film drama penuh intrik. Kepindahannya dari FC Koln ke Bayer Leverkusen di awal 2020 sempat mengundang kontroversi, karena kedua klub telah sepakat untuk tak saling merekrut pemain muda. Namun, Rudi Völler, direktur teknis Leverkusen kala itu, berani mengambil risiko. Keputusan yang terbukti tepat.
Lima bulan kemudian, Wirtz melesat bak roket, melakukan debut di Bundesliga pada usia 17 tahun 15 hari, memecahkan rekor Kai Havertz sebagai pemain termuda dalam sejarah klub. Tak hanya berbakat di lapangan, Wirtz juga cerdas di bangku sekolah, menorehkan nilai tinggi dalam mata pelajaran seperti matematika dan geografi tingkat lanjut. Sebuah bukti bahwa bakat dan kecerdasan bisa berjalan beriringan.
Wirtz mengagumi Joao Felix, penyerang kreatif yang juga pernah merasakan tekanan besar di Liga Inggris. Ia melihat kesamaan gaya bermain dengan pemain asal Portugal tersebut. Namun, yang lebih menonjol adalah etos kerja dan kegigihannya. Pemulihannya dari cedera ligamen lutut yang membuatnya absen di Piala Dunia 2022 menjadi bukti nyata. Meski dokter menyarankan istirahat, Wirtz tetap tekun menjalani rehabilitasi, bahkan di hari libur. Mentalitas baja inilah yang membuatnya siap bersinar di panggung sebesar Anfield. Akankah Wirtz mampu melampaui idolanya dan menjadi legenda di Liverpool? Kita nantikan saja.