infopali.co.id Kemenangan Real Madrid atas Getafe 1-0 terasa pahit. El Real memang berhasil menjaga asa di La Liga, namun harus membayar mahal dengan cedera dua pilarnya, David Alaba dan Eduardo Camavinga. Kabar ini tentu saja mengguncang kubu Los Blancos jelang final Copa del Rey melawan Barcelona, laga yang dijuluki El Clasico.
Kemenangan yang diraih di Coliseum Alfonso Pérez ini terasa seperti pisau bermata dua. Ancelotti, sang arsitek Los Merengues, mengkonfirmasi kedua pemainnya itu mengalami masalah otot. Peluang mereka tampil di final Copa del Rey pun menipis bak debu di lapangan. Ancelotti hanya menyisakan Fran Garcia sebagai opsi di bek kiri. Camavinga, yang masuk menggantikan Alaba di babak pertama, bahkan mendapat benturan keras di penghujung laga. Situasi ini memaksa Ancelotti untuk memutar otak habis-habisan.

Namun, di tengah badai cedera, seberkas cahaya muncul dari Timur. Arda Guler, bak meteor yang jatuh ke bumi, mencetak gol tunggal kemenangan. Gol spektakulernya, hasil tendangan keras dari luar kotak penalti, mengalahkan kiper David Soria. Ancelotti memuji Guler, memandangnya lebih cocok sebagai gelandang ketimbang penyerang.
Selain Guler, Endrick Felipe dan Rodrygo Goes juga mendapat sorotan. Ancelotti masih percaya penuh pada Rodrygo yang sedang mengalami paceklik gol. Sementara itu, Brahim Diaz menunjukkan penampilan gemilang setelah beberapa laga tampil kurang meyakinkan.
Pertandingan sempat dihentikan sementara karena laporan rasisme dari Aurelien Tchouameni. Wasit pun menambah waktu enam menit, namun Getafe gagal memanfaatkannya. Borja Mayoral dan Mauro Arambarri kehilangan peluang emas, dan Getafe harus puas di posisi ke-12 klasemen, tertinggal lima poin dari zona Eropa. Kemenangan ini, bagai medali yang tergores, menghiasi perjalanan Real Madrid menuju final Copa del Rey.