infopali.co.id Mason Mount, gelandang anyar Manchester United, mengungkapkan rasa sakit yang masih membekas pasca musim lalu yang bagai mimpi buruk. Setan Merah, julukan Manchester United, mengakhiri musim di posisi mengenaskan, sebuah catatan terburuk sejak era 70-an. Kegagalan di Liga Europa pun menambah luka yang menganga. Mount, yang didatangkan dengan mahar fantastis Rp 1,25 triliun dari Chelsea, mengingat musim lalu sebagai masa yang pahit, diwarnai cedera panjang dan kekecewaan mendalam.
Namun, bagaikan phoenix yang bangkit dari abu, Mount menyatakan tekadnya untuk membalas dendam. Ia siap berjuang habis-habisan di bawah arahan pelatih baru, Ruben Amorim. Musim lalu, kata Mount, adalah pelajaran berharga. Kini, ia dan rekan-rekannya bertekad untuk bermain sebagai satu kesatuan yang solid, menutup celah-celah yang menyebabkan kegagalan musim lalu. Libur musim panas dimanfaatkannya untuk introspeksi diri, mengidentifikasi kekurangan dan memperkuat mental juara.
Meski baru pulih dari cedera empat bulan, Mount siap bersaing memperebutkan posisi utama di lini tengah. Kedatangan Matheus Cunha dan Bryan Mbeumo (dengan total belanja Rp 2,76 triliun) dianggapnya sebagai tantangan sekaligus motivasi. Persaingan internal, menurutnya, adalah bumbu penyedap dalam sebuah tim besar. Ia melihatnya sebagai faktor kunci untuk menciptakan kekuatan kolektif. Mount memuji adaptasi cepat Cunha dan Mbeumo, menganggap keduanya akan menjadi amunisi baru yang ampuh di lini serang Manchester United.
Kekalahan di final Liga Europa melawan Tottenham Hotspur di Bilbao masih membekas di benak Mount. Rasa kecewa itu, akunya, bertahan cukup lama. Namun, masa lalu adalah masa lalu. Ia fokus menatap masa depan, memanfaatkan pra-musim untuk membangun fondasi yang kokoh. Pra-musim ini, katanya, sangat krusial untuk memperbaiki berbagai kekurangan, terutama akibat jadwal padat dan pergantian manajer musim lalu. Mount berharap Manchester United bisa kembali ke jalur kemenangan dan mengharumkan nama klub. Pertarungan mengembalikan kejayaan Setan Merah sudah di depan mata.
