infopali.co.id Lamine Yamal, meteor baru di langit Barcelona, sedang menjadi buah bibir. Usianya baru 17 tahun, namun kilauan bakatnya sudah mampu mengundang perbandingan dengan dua raksasa sepak bola, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Performa impresifnya, terutama saat laga imbang 3-3 melawan Inter Milan di Liga Champions, membuat banyak pihak terkesima dan tak ragu membanding-bandingkan.
Yamal sendiri, dengan rendah hati, menyatakan tak ingin dibandingkan dengan siapapun, apalagi Messi yang ia anggap sebagai yang terbaik sepanjang masa. Ia hanya ingin menikmati permainan dan menjadi dirinya sendiri. Namun, di era sepak bola yang didominasi media sosial, pernyataan tersebut seakan tenggelam oleh gelombang opini publik. Fenomena ‘fanbase’ yang lebih mengutamakan pemain daripada klub semakin memperkuat perbandingan ini. Setiap gol, assist, bahkan penampilan buruk, diukur dengan standar Messi dan Ronaldo—begitulah realita sepak bola modern.

Saat Yamal mencapai 100 penampilan senior, perbandingan pun semakin gencar. Messi di usia 17 tahun hanya mencatatkan sembilan penampilan dengan satu gol. Ronaldo, 19 penampilan, lima gol, dan empat assist. Sementara Yamal? Angka-angkanya mencengangkan: 22 gol dan 33 assist! Sebuah angka yang menjulang tinggi bak gunung Everest, menandingi dua pendahulunya.
Perbandingan tak berhenti di situ. Setelah 100 penampilan, Messi mencetak 41 gol dan 15 assist (total 56 keterlibatan gol). Yamal sedikit tertinggal dalam gol (22), namun unggul jauh dalam assist (33), total 55 keterlibatan. Persaingan angka ini bak duel sengit di lapangan, memicu perdebatan panas di dunia maya. Yamal bahkan unggul dalam persentase kemenangan (77%) dibandingkan Messi (67%), meski keduanya sama-sama mengoleksi tiga trofi di titik karier yang sama.
Namun, sebagaimana pepatah mengatakan, "Jangan bandingkan apel dengan jeruk." Messi dan Ronaldo telah mencapai level konsistensi yang luar biasa selama lebih dari satu dekade—suatu prestasi yang belum tentu bisa ditiru Yamal. Data statistik memang menggoda, namun konsistensilah yang menentukan segalanya.
Walau demikian, nama Yamal telah bertengger di puncak perbincangan. Ia bak bintang baru yang bersinar terang, namun perjalanan panjang masih menanti. Apakah ia akan menjadi penerus tahta Messi dan Ronaldo? Hanya waktu yang akan menjawab.