infopali.co.id Bursa transfer musim panas ini bak lautan luas yang penuh kejutan. Salah satu gelombang besarnya adalah potensi reuni antara Simone Inzaghi dan Henrikh Mkhitaryan di Al Hilal. Pelatih baru klub raksasa Arab Saudi itu dikabarkan mengincar mantan anak asuhnya di Inter Milan tersebut. Inzaghi, yang seakan tak mau membuang waktu, membidik Mkhitaryan sebagai salah satu pilar utama proyek ambisiusnya di Timur Tengah.
Inzaghi, yang memahami kemampuan Mkhitaryan secara mendalam, baik dari sisi taktis maupun personal, mempercayai pemain berusia 35 tahun itu masih memiliki daya magis di lapangan. Meski usia bukan lagi sekadar angka, Mkhitaryan tetap menunjukkan performa impresif, terutama dalam laga-laga krusial. Fleksibilitasnya di lini serang menjadi nilai jual utama, membuatnya klop dengan skema permainan Inzaghi. Apalagi, masa depan Mkhitaryan di Inter Milan terlihat buram, membuka peluang transfer yang relatif mulus. Bagi Al Hilal, merekrut pemain berpengalaman dari Eropa tanpa harus mengeluarkan biaya selangit tentu menjadi keuntungan tersendiri. Inzaghi berharap sebagian besar skuadnya sudah terbentuk sebelum pramusim dimulai.
Sementara Mkhitaryan berlayar ke Timur Tengah, nasib Mehdi Taremi justru bertolak belakang. Penyerang tajam asal Iran itu mengalami kemerosotan performa drastis di Inter Milan. Hanya mencetak tiga gol dari 43 penampilan musim lalu, Toremi yang dulunya tajam bak pisau kini tampak tumpul. Kabarnya, Inter siap melepasnya, dan salah satu peminatnya datang dari Liga Primer Inggris, yakni Nottingham Forest. Klub asuhan Nuno Espirito Santo itu bahkan dikabarkan juga mengincar dua pemain Juventus, Timothy Weah dan Samuel Mbangula. Meskipun Taremi ingin bertahan, peluangnya di Inter Milan tampak tipis. Dengan pelatih baru Cristian Chivu yang belum memberi sinyal positif, pindah ke Inggris mungkin menjadi jalan terbaik bagi striker veteran tersebut. Kisah Taremi ini bagaikan sebuah parabola; dari puncak ke lembah, menunggu babak baru dalam kariernya.
