infopali.co.id Real Madrid mengawali La Liga 2025/26 dengan performa gemilang, tiga kemenangan beruntun mengantarkan mereka ke puncak klasemen. Di balik kesuksesan ini, Xabi Alonso, sang arsitek, telah membangun fondasi kokoh di lini tengah. Seperti orkestra yang harmonis, dua pemain menjadi pilar tak tergoyahkan: Aurelien Tchouameni dan Federico Valverde. Keduanya selalu bermain penuh dalam tiga laga awal, menjadi jantung permainan Los Blancos. Valverde, sang wakil kapten, semakin matang dan nyaris tak tergantikan; sementara Tchouameni, setelah musim lalu sempat menuai kritik, kini menjelma menjadi eksekutor strategi Alonso di lapangan, mengatur tempo dan distribusi bola dengan presisi.
Namun, di tengah keharmonisan tersebut, ada satu pemain yang akan mendapatkan peran baru yang mengejutkan. Jude Bellingham, yang sebelumnya menjadi mesin gol di balik penyerang, akan diplot sebagai gelandang. Laporan dari The Athletic menyebutkan bahwa Alonso, setelah melihat potensi Bellingham yang luar biasa di Piala Dunia Antarklub 2025, merencanakan transformasi peran ini setelah pemain asal Inggris tersebut pulih dari cedera bahu. Strategi ini bertujuan agar Bellingham lebih banyak terlibat dalam membangun serangan dari bawah, tanpa kehilangan insting mencetak golnya. Layaknya seorang pemain serba bisa, Bellingham akan menjadi "komando" di lini tengah.
Persaingan di lini tengah Real Madrid memang ketat. Eduardo Camavinga, Arda Guler, dan Dani Ceballos siap memperebutkan satu tempat tersisa. Guler, yang tampil impresif di awal musim, menambah daya saing yang luar biasa. Alonso pun dihadapkan pada tantangan meramu "tim impian" dari sekumpulan bintang di lini tengah yang hanya memiliki tiga posisi utama. Rotasi yang efektif menjadi kunci bagi Real Madrid untuk mempertahankan konsistensi di berbagai kompetisi bergengsi, termasuk Liga Champions. Akankah strategi baru ini menjadi kunci kesuksesan Real Madrid musim ini? Kita tunggu saja babak selanjutnya!
